Ngentot Ria Bersama Mantan Muridku !!!

AGEN BOLA TERPERCAYA - Bergenjot Ria Dengan Mantan MuridkuNamaku Tuti, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.

Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur. Kira2 6 tahun yang lalu saat umurku masih 38 tahun salah seorang sahabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Erlangga, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Erlangga seorang atlit karate di tempatnya. AGEN SABUNG AYAM Oh ya, Erlangga ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

Erlangga sangat sopan dan tau diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama.

Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagipula Erlangga memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku. Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan seksku yang masih menggebu-gebu.

Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri. Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Erlangga.

Kudengar suara langkahnya mendekatiku. “Bu Tuti..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Erlangga sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

“Bu Tuti..?” Suara Erlangga terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.

Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai ke leher. Lalu kurasakan Erlangga mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur ku atur napas selembut mungkin.

Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemudian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

Sekarang tangan Erlangga sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Erlangga mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

Tangan kanan Erlangga mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Erlangga menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Erlangga mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri sandiwaraku,  aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

“Erlangga!! Ngapain kamu?” Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Erlangga menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Erlangga mencium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Erlangga makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

“Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Erlangga melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta. “Kamu kan bisa dengan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut. “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Tuti.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Erlangga.

“Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah” Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya. Lalu Erlangga melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin.

Benarkah pemuda seperti Erlangga terangsang melihat tubuhku ini? Peduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sih bercinta dengan remaja yang masih panas. Keluar dari kamar mandi, Erlangga persis masuk kamar. Matanya terbelalak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun. “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup puting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciumnya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

“Ibu hebat…,” desisnya. “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Erlangga yang panjang seleher. “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali. “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Erlangga minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu Erlangga!” Cegahku sambil menciumnya. Erlangga tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya. “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya Err,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot. Erlangga tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Erlangga pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Erlangga yang besar.

Berbeda dengan suamiku, Erlangga nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

Erlangga menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Erlangga, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.

“Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Erlangga, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku. Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Erlangga semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang.

Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Erlangga memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa. “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Erlangga mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali. “Sayang, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

Erlangga tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar. “Oohh…, toloongg.…!!!” Erlangga malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!” Erlangga terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Erlangga sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak. “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit. “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Erlangga menyodok-nyodok semakin kencang.

“Sodok terus, Errr!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”“Oh, ah, uuugghhh… ”“Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”

Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Erlangga, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme! Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Erlangga mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

Kuturuti permintaan Erlangga. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Erlangga mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku. Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya  secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi. Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Erlangga dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Erlangga segera menunduk, dikecupnya pipiku.

“Err.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku. Aku tersenyum, ku palingkan mukaku lebih ke belakang. Erlangga mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan. Erlangga melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Errrr!!” Erlangga tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Erlangga pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Erlangga. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme. Tiba-tiba Erlangga menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Erlangga langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Erlangga memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

Aarrgghhh…!!!” aku menjerit. “Aku hampir keluar!” Erlangga bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gesekan-gesekan keras batang kemaluan Erlangga. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat. “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku. “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Erlangga “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ” “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!” “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!” “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Errr…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Erlangga menekan kuat-kuat, menghujamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

“Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu. Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Erlangga memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

“Enak banget,” bisik Erlangga beberapa saat kemudian. “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Erlangga bergerak-gerak di dalam vaginaku. “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…” “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…” Erlangga bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Erlangga menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

Erlangga lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Erlangga karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Erlangga mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

“Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?” Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Erlangga sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Erlangga kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.

Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa. Sudah seminggu Erlangga menjadi” suami”ku. Dan jujur saja aku sangat menikmati kehidupan malamku selama seminggu ini. Erlangga benar-benar pemuda yang sangat perkasa, selama seminggu ini liang memekku selalu disiramnya dengan sperma segar. Dan entah berapa kali aku menahan jeritan karena kenikmatan luar biasa yang ia berikan.

Walaupun malam sudah puas menjilat, menghisap, dan mencium sepasang payudaraku. Erlangga selalu meremasnya lagi jika ingin berangkat kuliah saat pagi hari, katanya sih buat menambah semangat. Aku tak mau melarang karena aku juga menikmati semua perbuatannya itu, walau akibatnya aku harus merapikan bajuku lagi. Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Erlangga meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah.

Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan berdiri duduk di depan meja rias. Lalu berdandan seperti yang biasa aku lakukan jika ingin berangkat mengajar ke sekolah. Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku langsung bersorak gembira tak sabar menanti permainan apa lagi yang akan dilakukan Erlangga padaku. “Masuk.. Nggak dikunci,” panggilku dengan suara halus. Lalu Erlangga masuk dengan menggunakan T-shirt ketat dan celana putih sependek paha. “Malam ibu… Sudah siap..?” Godanya sambil medekatiku. “Sudah sayang…” Jawabku sambil berdiri.

Tapi Erlangga menahan pundakku lalu memintaku untuk duduk kembali sambil menghadap ke cermin meja rias. Lalu ia berbisik ke telingaku dengan suara yang halus. “Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya saya mengintip ibu?” “Memangnya lewat mana..?” Tanyaku sambil membalikkan setengah badan. Dengan lembut ia menyentuh daguku dan mengarahkan wajahku kemeja rias. Lalu sambil mengecup leherku Erlangga berucap.

“Dari sini bu..” Bisiknya.Dari cermin aku melihat di sela-sela kerah baju yang kukenakan agak terbuka sehingga samar-samar terlihat tali BHku yang berwarna hitam. Pantas jika sedang mengajar di depan kelas atau mengobrol dengan guru-guru pria di sekolah, terkadang aku merasa pandangan mereka sedang menelanjangi aku. Rupanya pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu. Tapi toh mereka cuma bisa melihat, membayangkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lalu tangan kanan Erlangga masuk ke celah itu dan mengelus pundakku. Sementara tangan kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku satu persatu. Setelah terbuka semua Erlangga lalu membuka bajuku tanpa melepasnya. Lalu ia meraih kedua payudaraku yang masih tertutup BH.

“Inilah yang membuat saya selalu mengingat ibu sampai sekarang,” Bisiknya di telingaku sambil meremas kedua susuku yang masih kencang ini. Lalu tangan Erlangga menggapai daguku dan segera menempelkan bibir hangatnya padaku dengan penuh kasih dan emosinya. Aku tidak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidah Erlangga dan menyedotnya dengan keras air liur Erlangga, kulilitkan lidahku menyambut lidah Erlangga dengan penuh getaran birahi. Kemudian tangannya yang keras mengangkat tubuhku dan membaringkannya di tengah ranjang. Ia lalu memandang tubuh depanku yang terbuka, dari cermin aku bisa melihat BH hitam yang transparan dengan “push up bra style”.

Sehingga memberikan kesan payudaraku hampir tumpah meluap keluar lebih sepertiganya. Untuk lebih membuat Erlangga lebih panas, aku lalu mengelus-elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih dibalut bra, sementara tangan kiriku membelai memekku yang menyembul mendesak CDku, karena saat itu aku mengenakan celana “mini high cut style”. Erlangga tampak terpesona melihat tingkahku, lalu ia menghampiriku dan menyambar bibirku yang lembut dan hangat dan langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Erlangga mendarat di sembulan payudara sebelah kananku yang segar, dielusnya lembut, diselusupkan tangannya kedalam bra yang hanya 2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.

Ditekan dan dicarinya puting susuku, lalu Erlangga memilinnya secara halus dan menariknya perlahan. Perlakuannya itu membuatku melepas ciuman Erlangga dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalaku kekiri dan kekanan. Selepas tautan dengan bibir hangatku, Erlangga lalu menyapu dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera kenikmatan itu. “Errr… Errrr… Kenapa kamu yang memberikan kenikmatan ini..” Erlangga lalu menghentikan kegiatan mulutnya. Tangannya segera membuka kaitan bra yang ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk dan ibu jari sebelah kanan Erlangga, Segera dua buah gunung kembarku yang masih kencang dan terawat menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang indah.

Lalu Erlangga menempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku sebelah kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu. Secepat itu pula merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, segar menentang ke atas. Erlangga mengulum putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan ditariknya dengan gigi. Aku hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil mengangkat badanku seraya melepaskan baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang telah dibuka Erlangga dan kulemparkan ke kursi rias. Dengan giat penuh nafsu Erlangga menyedot buah dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan menjalar ke bawah sampai dia menyentuh CDku dan berhenti di gundukan nikmat yang penuh menentang segar ke atas.

Lalu Erlangga merabanya ke arah vertikal, dari atas ke bawah. Melihat CDku yang sudah basah lembab, ia langsung menurunkannya mendorong dengan kaki kiri dan langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet. Adapun tangan kanan itu segera mengelus dan memberikan sentuhan rangsangan pada memekku, yang dibagian atasnya ditumbuhi bulu halus terawat adapun di bagian belahan vagina dan dibagian bawahnya bersih dan mulus tiada berambut. Rangsangan Erlangga semakin tajam dan hebat sehingga aku meracau.

“Errr.. Sentuh ibu sayang, .. buat.. Ibu terbaang.. Pleaase.” Erlangga segera membuka gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya segera menjulur ke bawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam lagi mencari kloritasku yang semakin membesar dan mengeras. Dia menekan dengan penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah.

Aku menggelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasme yang akan semakin mendesak mencuat bagaikan merapi yang ingin memuntahkan isi buminya. Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku memegang kepala Erlangga dan menekannya kebawah sambil mengerang.

“Aarghh..” Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit saat menerima ledakan orgasme yang pertama, magma pun meluap menyemprot ke atas hidung Erlangga yang mancung. “Errr.. Ibu keluaa.. aar..” Memekku berdenyut kencang dan mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau. “Errr.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam memekku sayang.. Cium ibu sayang.” Erlangga segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam keadaan oleng menyambut getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku dengan kuatnya dan aku menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Erlangga dalam rongga mulutku yang indah.

Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Erlangga pun mencumbuku dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus, seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dengan penuh cinta. Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang hebat. Juga memberi kesempatan menurunnya nafsu yang kurasakan. Setelah merasa aku cukup beristirahat Erlangga mulai menyentuh dan membelaiku lagi. Aku segera bangkit dan mendorong belahan badan Erlangga yang berada diatasku. Kudekatkan kepalaku ke wajahnya lalu kucium dan kujilati pipinya, kemudian menjalar ke kupingnya.

Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga Erlangga, sehingga ia meronta menahan gairahnya. Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing susu kiri Erlangga yang berambut, Kubelai dada Erlangga yang bidang berotot sedang tangan kananku memainkan puting yang sebelah kiri. Mengelinjang Erlangga mendapat sentuhan yang menyengat dititik rawannya yang merambat gairahnya itu, Erlangga Pun mengerang dan mendesah. Kegiatanku semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidah sambil tanganku merambat ke perut. Lalu kumainkan lubang pusar Erlangga ditekan kebawah dan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Erlangga sampai akhirnya ke kemaluan Erlangga yang sudah membesar dan mengeras.

Kuelus lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan Erlangga yang menentang ke atas, berwarna kemerahan kontras dengan kulit Erlangga yang putih kepalanya pun telah berbening air birahi. Melihat keadaan yang sudah menggairahkan tersebut aku menjadi tak sabar dan segera kutempelkan bibir hangatku ke kepala kontol Erlangga dengan penuh gelora nafsu, kusapu kepala kontol dengan cermat, kuhisap lubang air seninya sehingga membuat Erlangga memutar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkak kan kepalanya menahan kenikmatan yang sangat tiada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.

Buuu.. nikmat darimu tak tertahankan.. Ku Ingin memilikimu seutuhnya,” Erlangga mengerang. Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya satu ke arah Erlangga yang sedang kelejotan. Sukmanya sedang terbang melayang ke alam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin cepat, sementara lidahku menjilati seluruh permukaan kepala kontol tersebut. Termasuk di bagian urat yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat dengan penuh nafsu birahi.

Sadar akan keadaan Erlangga yang semakin mendaki puncak kenikmatan dan akupun sendiri telah terangsang. Denyutan memekku telah mempengaruhi deburan darah tubuhku, kulepaskan kuluman kontol Erlangga dan segera kuposisikan tubuhku diatas tubuh Erlangga menghadap ke kakinya. Dan kumasukkan kontol Erlangga yang keras dan menegang ke dalam liang nikmatku. Segera kuputar memompanya naik turun sambil menekan dan memijat dengan otot vagina sekuat tenaga. Ritme gerakan pun ku tambah sampai kecepatan maksimal. Erlangga berteriak, sementara aku pun terfokus menikmati kenikmatan gesekan kontol Erlangga yang menggesek G-spotku berulang kali sehingga menimbulkan kenikmatan yang indah sekali. Tangan Erlangga Pun tak tinggal diam diremasnya pantatku yang bulat montok indah, dan dielus-elusnya anusku, sambil menikmati dera goyanganku pada kontolnya. Dan akhirnya kami berdua berteriak.

“Buu Errrlangaa.. Aku tak kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih lagi bu.. Denyutan diujung kontolk sudah tak tertahankan” “Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayang.. Aku mau keluarr” . Lalu Erlangga memintaku untuk memutar badan menghadap pada dirinya dan dibalikkannya tubuhku sehingga. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi, lalu Erlangga menaikkan kedua kakiku ke bahunya kemudian ia bersimpuh di depan memekku. Sambil mengayun dan memompa kontolnya dengan yang cepat dan kuat. Aku bisa melihat bagaimana wajah Erlangga yang tak tahan lagi akan denyutan di ujung kontol yang semakin mendesak seakan mau meledak.

“Buu… Pleaass..ssseee.. Aku akaan meleedaaakkh!” “Tungguu Errr.. Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita sama-sama yaa..” Akhirnya… Crot.. Crot.. Crot tak tertahankan lagi bendungan Erlangga jebol memuntahkan spermanya di vaginaku. Secara bersamaan akupun mendengus dan meneriakkan erangan kenikmatan.

Segera kusambar bibir Erlangga, kukulum dengan hangat dan kusodorkan lidahku ke dalam rongga mulut Erlangga. Kudekap badan Erlangga yang sama mengejang, basah badan Erlangga dengan peluh menyatu dengan peluhku. Lalu ia terkulai didadaku sambil menikmati denyut vaginaku yang kencang menyambut orgasme yang nikmat yang selama ini kurindukan.

Lalu Erlangga membelai rambutku dengan penuh kasih sayang kemudian mengecup keningku.“Buu.. Thank you, i love you so much.. Terus berikan kenikmatan seperti ini untukku ya..” Bisiknya lembut.


Sahabat303 - Agen Sabung Ayam, Agen Bola, SBOBET, IBCBET, Casino Online Terpercaya
  • Bonus Deposit 10% (Khusus Sportbook) Setiap Harinya
  • Bonus Deposit 10 % Khusus Tangkas Setiap harinya
  • Bonus Cashback Sport Up To 16%
  • Bonus Cashback Casino 2%
  • Bonus Rollingan Casino 0.7%
  • Bonus Cashback Sabung Ayam Up To 10%
  • Bonus Referral 2% Seumur Hidup
Kami juga memiliki layanan custumer service yang ramah dan profesional untuk melayani anda kapan pun.

Share:

Tukang Pijet Yang Ganas Dengan Seks !!!

AGEN BOLA TERPERCAYA -  Aku mengantarkan istriku di sebuah seminar dua hari di sebuah hotel berbintang dan aku menginap di suatu penginapan di kota itu, untuk menghemat ongkos kamarnya cukup bagus dan kamar yang tersisa hanya kamar double beds. Istriku ditunjuk sebagai wakil dosen di universitasnya dan rencananya seminar itu akan adakan dua hari dimana dimulai pukul 8 pagi sampai pukul 2 siang. AGEN SABUNG AYAM

IstrIku yang bahenol saat itu mengenakan blazer kuning berleher rendah sehingga kedua payudara montoknya tampak dari balik blazer kuningnya dan tampak remang remang puting susu istriku di balik blazernya karena saat itu istriku yang sudah berumur 40 tahun memakai BH tipis dan pantat bahenolnya begitu menggoda saat berjalan dengan goyangannya karena istriku memakai rok span elastis hitam walaupun perutnya sudah tak kecil lagi dan memakai sepatu bertumit tinggi.

Sering aku berpikiran buruk agar istriku menyeleweng dan aku dapat menemuinya dengan mengintip bagaimana saat istriku “digarap” lelaki tua. Istriku memang pernah cerita kalau salah satu mahasiswanya di kelas yang berada di luar kota pernah “mempermainkan” daerah sensitifnya di selangkangannya, sehingga istriku tak berani berdiri lama-lama di kelas dan duduk di meja pengajar yang ditutup oleh taplak meja saja.

“Mas nanti nggak usah dijemput karena sudah disediakan angkutan oleh panitia. Mas, tidur saja, kalau mau pijit saja, biar nanti malam tambah ‘greng’,tapi jangan dipijit cewek lho” kata istriku “Yah, cari tukang pijit kakek kakek, sekalian mijit mijit anumu ?.” kataku berseloroh “Biar, selain memijit juga menyuntik ini ku,” kata istriku tertawa sambil menunjuk selangkangannya “Bener ?”kataku “Boleh kan, mas? tanya istriku “Kau memang pingin to?” tanyaku “Ya, aku pingin mas,” kata istriku vulgar menatapku dengan tajam “Boleh, kan?” kata istriku merayu “Kalau kau suka dan senang ?” jawabku

Sesampai di penginapan, aku minta resepsionis untuk mencarikan tukang pijit. Sampai aku makan siang, barulah muncul tukang pijit itu, orangnya tua memakai ikat kepala dan membawa tas kulit kumal, berbaju hitam, dan celana komprang selutut, dia menyuruhku memakai sarung. “Siapa namanya, pak,” aku bertanya saat tukang pijit mulai memijitku. “Orang memanggil saya, Mbah Kiswanto, mas,” katanya Menurut ceritanya, dia ahli pijit urat dan bisa membuat lelaki tambah greng dan dia mampu memperbesar kemaluan laki laki dan segudang cerita lainnya, bahkan ada cerita Mbah Kiswanto yang membuatku bergidik, yaitu kalau dia bisa membangkitkan gairah seorang wanita tanpa menyentuh. Dia bahkan pernah membuat salah satu istri pejabat jauh-jauh datang dan menginap di rumahnya di desa untuk minta dipuaskan.

Mbah Kiswanto terus memijit dan akhirnya aku disuruh bersandar di tempat tidur dan menyuruh menyingkapkan sarungku dan kurasakan kesakitan pada saat aku dipijit batang kemaluanku dan beberapa saat kemudian kulihat batang kemaluanku membesar dan kudengar pintu dibuka, Mbah Kiswanto cepat-cepat menutup sarungku, kulihat istriku masuk. “Simpananmu, mas?”tanyanya berbisik saat melihat istriku. “Istri saya, mbah,”kataku “Ah, jangan bohong, perempuan ini bisa “dipakai”,”katanya. Belum sempat aku menjawab “Aku juga bisa membuat mas tak berkutik,”katanya dan aku meringis kesakitan saat kurasakan perut kebawah seperti mengejang dan aku tak dapat bergerak.

“Sudah pijatnya, mas,”kata istriku “Belum, jeng,” Mbah Kiswanto yang menjawab. “Kenalkan ini istri saya, Mbah Kiswanto,”kataku. “Bener to, jeng?katanya. “Lho, iya mbah kan hotel ini nggak boleh bawa-bawa, memang apa mbah melihat saya orang yang nggak bener” kata istriku sambil menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Mbah Kiswanto. “Saya istrinya,” istriku memperkenalkan diri mendekati Mbah Kiswanto yang duduk di pinggir ranjangku. “Saya, Mbah Kiswanto,”katanya dan tangannya bersalaman dengan tangan istriku. “Heeh ?”kudengar istriku mendesis lirih. “Saya kira jeng wanita simpanan kang mas ini,”kata Mbah Kiswanto. “Wah, kebetulan saya bawa surat nikah, mbah,”kata istriku mengambil surat nikah dari tasnya dan menyodorkan setengah membungkuk dan kulihat mata Mbah Kiswanto langsung tertuju di blazer kuning istriku yang berleher rendah dan Mbah Kiswanto menatap tajam gundukan daging payudara istriku bagian atas. “Jeng, pijet ya,” kata Mbah Kiswanto “Saya, nggak biasa dipijat ?.”kata istriku terputus “Nggak Mbah Kiswanto nggak perlu megang?.

”katanya sambil berdiri dan menuju ranjang satunya, aku tak dapat berbuat apa apa saat istriku merebahkan dirinya di kasur empuk itu tanpa melepas sepatu tumit tingginya. Mbah Kiswanto duduk dipinggir ranjang pantatnya bersebelahan dengan pantat bahenol istriku yang rebahan. Kulihat Mbah Kiswanto membuka telapak tangannya dan hanya segenggam jaraknya dari tubuh istriku bergerak diatas tangan kanan istriku, tangan kirinya dan kedua betis istriku. “Gimana jeng, enak”tanya Mbah Kiswanto “Waah, kok bisa ya nggak nyentuh rasanya seperti dipijit “kata istriku “Enak kan jeng,” Mbah Kiswanto bertanya lagi “Ya ?”kata istriku “Ya apanya?”tanya Mbah Kiswanto “Enak rasanya..”kata istriku “Jeng, Siapa namanya?”tanya Mbah Kiswanto “Rani, mbah?”jawab istriku “Jeng Rani, tadi enak, kan?tanya Mbah Kiswanto lagi “Iya, mbah enak,” kata istriku “Kalau ini nggak enak Jeng Rani, tapi nikmat..”kata Mbah Kiswanto.

Kulihat Mbah Kiswanto mengembangkan telapak tangannya diatas kedua payudara istriku dan “Mbaaaah ?”istriku mendesah saat Mbah Kiswanto menutup telapak tangannya dan membuka lagi seolah Mbah Kiswanto tengah meremas remas payudara montok istriku. “Mbaaah jangaaan, mbaaah,” istriku mendesis dan kedua tangan istriku menekan dibawah ketiaknya sehingga kedua payudara montoknya semakin menggelembung dari balik blazer nya. “ooh mbbaaaaah Kiswantoooo ?.”istriku merintih ketika tangan Mbah Kiswanto semakin cepat membuka menutup meremas dari jauh kedua payudara montok istriku yang masih terbalut blazer kuningnya. “Hhhheeeggghhhhhh ??”istriku mendesah saat salah satu tangan Mbah Kiswanto seolah memelintir puting susu istriku dan tampak jelas kedua puting susu istriku tersembul dari balik blazer nya. “maaas mbaaaah Kiswantooooo tolooong maaass heeqqhhhh ?..”rintih istriku dan tersentak saat tangan Mbah Kiswanto sepertinya memelintir sambil menarik kedua puting susu istriku.

Mbah Kiswanto semakin lama semakin menguasai istriku dan rupanya istriku hanya bisa mendesis dan mendesah oleh perlakuan Mbah Kiswanto. “Ayo buka kancingnya,”perintah Mbah Kiswanto Istriku yang mengerang “Ngaaaaak mauuuu mbaaaah ?.engaaaaak ??.” istriku seperti ada yang menarik tubuhnya dan terduduk di ranjang walaupun mulutnya menolak tapi kedua tangannya membuka satu kancing blazer kuningnya dan aku tertegun saat istriku melepas kaitan BHnya di belakang dan menarik BHnya sendiri hingga tali talinya terputus. “Ayo mbah haus,” kata Mbah Kiswanto.

Istriku membuka tiga kancing blazer nya dan dengan sendirinya kedua payudara montok istriku dimana kedua puting susunya yang menegang tersembul keluar dari blaser kuningnya. “Aku haus Jeng Rani, aku dari tadi capek mijit kangmasmu, tapi gak dikasih minum, aku pingin minum,”kata Mbah Kiswanto sambil seolah mengusap kedua payudara istriku yang langsung mengerang “mbaaah ??.. ngaaaaak mauuuuuuu ?.”, tapi istriku memegang paayudara kanannya bagian bawah dan menyodorkan ke mulut Mbah Kiswanto dan Mbah Kiswanto langsung mencaplok payudara kanan istriku yang disodorkan ke mulutnya. “Mbaaaaaah akuuuuu kooook oooohhhh rasanyaaaa air susukuuuu mau keluaaaar ?.mbaaaaah ??.”dan bunyi “srep srep” kudengar mulut Mbah Kiswanto menyedot nyedot payudara kanan istriku yang mengeluarkan air susu. Mbah Kiswanto menarik tubuh istriku hingga turun dari ranjang dan istriku kini berdiri menyorongkan badannya di depan Mbah Kiswanto yang duduk di ranjang karena tangan kiri Mbah Kiswanto memeluk punggung istriku sedangkan tangan kanan Mbah Kiswanto meremas remas payudara kiri istriku.

“Maaaas akuuu koook jadiiii beginiiiii??..”desis istriku “oooooh enaaak mbaaaaaah??.”rintih istriku dan kedua tangan istriku memeluk kepala Mbah Kiswanto yang mengenakan ikat kepala. Rupanya sedotan Mbah Kiswanto pada payudara kanan istriku begitu kuat dan cepat hingga beberapa menit saja air susu payudara kanan istriku pun habis dan Mbah Kiswanto langsung melahap payudara kiri istriku dan kembali suara “srep srep” terdengar lagi saat Mbah Kiswanto dengan ganasnya menyedot air susu payudara kiri istriku yang terus mengerang tak karuan. Begitu ganasnya Mbah Kiswanto menyedot air susu payudara kiri istriku, istriku pun menekan kepala Mbah Kiswanto ke dadanya hingga ikat kepala Mbah Kiswanto terlepas dan kulihat kepala botak berambut jarang itu pun tampak, gilanya istriku memeluk kepala Mbah Kiswanto. Tampak kedua mata istriku terpejam mendapat perlakuan ganas Mbah Kiswanto pada payudara kiri istriku dan Mbah Kiswanto menghentikan sedotannya saat air susu istriku habis.

“Nikmat kan Jeng Rani,”tanya Mbah Kiswanto Istriku hanya diam dan menoleh padaku kemudian mendesis kembali saat telapak tangan kanan Mbah Kiswanto di depan selangkangan istriku. Tangan kanan Mbah Kiswanto seolah menggosok selangkangan istriku sehingga istriku berjinjit karenanya. Rupanya Mbah Kiswanto mempermainkan istriku dan Mbah Kiswanto membiarkan istriku terus berjinjit jinjit sementara selangkangan istriku terangkat angkat ke atas sementara tangan kirinya meraih tas kulit kumalnya dan kudengar dari selangkangan istriku berbunyi “cek cek cek” menandakan lendir vagina istriku sudah keluar.

“Mbaaaah sudaaaaah mbaaaaah ampuuuun jangaaan teruuuskannn hghghgh ?.”desis istriku dan tubuh istriku limbung dan Mbah Kiswanto memeluk istriku dan mendudukan istriku di samping kiri Mbah Kiswanto. Kini istriku yang sudah lunglai tengah duduk dipeluk tangan kiri Mbah Kiswanto, kepala istriku bersandar dibahu kiri Mbah Kiswanto, kedua payudara montoknya keluar dari blazer kuningnya, sementara kedua kakinya yang bersepatu hak tinggi terkangkang lebar, sehingga celana dalam sutera putihnya tampak. Tangan kanan Mbah Kiswanto meraih bungkusan putih itu dan aku begitu ngeri dan jijik melihat sesuatu entah apa namanya, sesuatu sebesar batang kemaluan orang dewasa seperti ulat hijau mempunyai gurat gurat melingkar seperti sekrup dan mempunyai seperti duri duri di sana sini.

Bungkusan di tangan kanan Mbah Kiswanto didekatkan pada selangkangan istriku dan pluk benda itu melompat di paha kiri istriku yang langsung menjerit tertahan “Apa mbaaah ?..”erang istriku dan Mbah Kiswanto menyingkap rok span hitam elastis istriku dan begitu melihat sesuatu yang merambat dipaha kirinya, istriku langsung lunglai dipelukkan Mbah Kiswanto. “Lihat Jeng Rani,”katanya sambil memaksa istriku melihat benda yang merayap ke selangkangan nya. “Glek” kudengar istriku menelan ludah “Apaa ini yang merayaap mbaaaah jangaaan ?.mbaaaah ? ampuuun ? ” rintih istriku menghiba. Mbah Kiswanto bukannya mengambil benda itu, tapi malah menundukkan kepala istriku agar bisa melihat sedang apa benda yang semakin mendekati selangkangan istriku dan Mbah Kiswanto menyingkap celana dalam sutera istriku ke kanan sehingga bulu bulu kemaluan istriku yang lebat terlihat.

Benda itu mendengus dan tampak olehku asap keluar dari liang berbibirnya menyembur bulu bulu kemluan istriku yang langsung memejamkan kedua matanya dan mendesis “Mmpffzz ??.” Tiba ?tiba benda itu mematuk ke bagian atas kemaluan istriku dan “Itiiiilkuuuuuu mbaaaaaah ?..”meluncur kata kata istriku seperti seorang pelacur saat lubang berbibir benda itu melahap kelentit istriku. “Mbaaah ? ooohh ?.. hgghh ?. mmpppffzz?,”istriku merintih rintih dan pantat bahenolnya berguncang tangan kirinya meremas sprei dan tangan kanan istriku memeluk pinggang Mbah Kiswanto kencang. Keringat istriku mengucur deras nafasnya menderu deru menahan nafsu birahinya

Rupanya benda itu semakin ganas mengulum dan menyedot nyedot kelentit istriku sehingga tubuh istriku benar benar bergetar hebat, tangan kiri istriku meremas sprei ranjangnya hingga “mppfzz akuuu ngaaaak tahaaaaaan mbaaaah ?. akuuu keluaaaaar ??..”erang istriku dan pantat bahenol istriku tersentak sentak dan kedua kakinya mengejang lurus terkangkang mencapai orgasme di sore hari itu.

Mbah Kiswanto membiarkan istriku sampai nafasnya tenang dan kemudian menegakkan tubuh istriku yang lunglai berdiri dan memeluk istriku dari belakang dimana kedua payudara istriku keluar dari blazer kuningnya dan rok spannya tersingkap sampai diperutnya. Mbah Kiswanto menuntun istriku ke ranjangku. Kulihat benda itu membujur sepanjang bibir vagina istriku dan Mbah Kiswanto memelorotkan celana dalam sutera istriku sampai di lututnya. Aku hanya dapat menelan ludah saat benda itu mulai bergerak seperti gerakan mengempot bibir vagina istriku yang langsung mendesis desis “hhegghhh enaaaaak enaaaak maaas akuu dikempooot ?.ennnaaaaak hhhhhghghghghg ?.”Pantat bahenol istriku bergoyang ke kiri kenan dan ke atas merasakan kenikmatan empotan benda itu pada bibir vaginanya. Tak lama kemudian desis istriku semakin keras dan “itiiiilkuuuuuuu ?.eehehghghghgghhh eeeempiiiiikuuuu ?. maaaas akuuuu keluaaaar ??”kembali untuk kedua kalinya pantat bahenol istriku tersentak sentak begitu kerasnya saat orgasme keduanya berlangsung.

Mbah Kiswanto tetap memegang tubuh istriku yang lemas dengan tangan kirinya di perut istriku, sementara tangan kanannya menarik paha kanan istriku hingga berdiri terkangkang. Kulihat benda ulat itu tetap mengulum kelentit istriku dan tiba tiba ekor ulat itu mengacung ke atas dan tangan kanan Mbah Kiswanto langsung membuka lebar bibir vagina istriku yang basah dan ulat itupun melingkarkan bagian ekornya saat Mbah Kiswanto membuka lebar-lebar Aku pun merinding saat ekor ulat itu menempel di bibir vagina istriku yang terbuka itu dan “Eeeeegggghhhhhh ?. `istriku mendesah saat ujung ekor ulat itu merambat menembus liang vagina istriku. “Mbaaaaah jangaaaaaan eeehhhgggggghhhhh ?..”istriku mendesah keras saat ekor ulat itu semakin dalam menusuk liang vagina istriku.

Secara refleks istriku membuka kedua kakinya dan tubuh.ya menyorongkan tubuhnya ke depan sehingga kedua payudara montok istriku yang menggantung segera ditangkap oleh tangan kanan Mbah Kiswanto dan meremas remas payudara istriku, sedangkan tangan kirinya yang menopang tubuh istriku ikut ikutan meremas remas payudara istriku. Tubuh istriku menggelinjang tak karuan menerima tiga sengatan birahi sekaligus, dimana kedua payudaranya secara bergantian di remas remas tangan mbah Kiswanto, sedangkan kelentitnya dikulum dan disedot sedot mulut ulat itu dan liang vagina istriku dijejali tubuh ulat yang berbulu seperti duri dan bergurat di tubuh ulat itu. Pantat istriku menungging nungging dan kedua tangan istriku ke belakang memegang kencang pinggul Mbah Kiswanto yang menggesek gesekkan selangkangannya ke pantat istriku. “Ngngnghhhhhh ?.. mbaaaaahhh ? eeechhh ? enaaaaak heeeh ? mmppfzzz ?..” istriku mendesis desis tak karuan, sekali kali gerakan pinggulnya maju mundur dengan cepatnya.

“Akuu nggaak heh heh keluuuaaaaar ?? ”istriku mengerang saat orgasme ketiganya dan tubuh istriku terhuyung ke depan dan tersungkur di lantai, sedangkan kedua kakinya menekuk kedua lututnya menopang tubuhnya yang bersimba peluh di lantai, sehingga posisi istriku menungging. Istriku benar-benar tak kuasa karena baru kali ini istriku orgasme lebih dari dua kali dan kulihat Mbah Kiswanto yang menopang tubuh istriku mengikuti arah tubuh istriku tersungkur di belakang tubuh istriku dan melihat istriku menungging, Mbah Kiswanto langsung membuka kedua bulatan pantat bahenol istriku sehingga anus istriku terlihat. Mbah Kiswanto semakin membuka pantat istriku dan anus istriku pun terbuka dan tanpa jijik Mbah Kiswanto menjilati anus istriku yang membuat tubuh istriku berkelejot dan tersentak, “Mbaaaah jangaaaan anuusskuuu ?..heeeghghgh ?..oooh .. oooh ? enaaaaak??.”

istriku mengerang erang tak karuan tubuhnya seolah menggigil dan pantat istriku seolah disengat oleh listrik ribuan volt goyangannya menggetarkan pantat bahenolnya. “Uumpppppff??”istriku melenguh saat Mbah Kiswanto menjulurkan lidahnya menembus masuk lubang anus istriku dan kepala Mbah Kiswanto maju mundur mengeluar masukkan lidahnya yang panjang ke dalam anus istriku.

Erangan istriku semakin kencang dan tubuh nya bergetar hebat menerima rangsangan di lubang anusnya, kelentit dan liang vaginanya bersamaan, sehingga desisan istriku seolah seperti orang yang menangis tersedu sedu merasakan nikmatnya rangsangan Mbah Kiswanto dan ulat yang menyumpal liang vaginanya..“Ngnhhhh ???”istriku mengigit bibirnya matanya terpejam dan kedua tangannya tergenggam erat dan “Wuoghh ??..’istriku mengerang dan pantat bahenolnya tersentak sentak saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku tengkurap dan tersungkur di lantai. Hanya pantat bahenol istriku yang sekali kali bergetar hebat dan tubuhnya tak kuasa bergerak dan nafas istriku masih memburu, kedua matanya tertutup, mulutnya masih mendesis desis lemah menikmati kenikmatan baru dimana ketiga serangan birahi di daerah paling sensitif istriku di serang dengan gencarnya.

Tiba tiba Mbah Kiswanto memelorotkan celana pendek komprang hitamnya dan tersembullah batang kontolnya yang sudah menegang kaku dan mempunyai ujung seperti jamur besar itu pun di pegang oleh tangan kanannya dan menarik kedua pangkal paha depan istriku sehingga istriku menungging kembali dan kedua tangannya kembali membuka kedua bulatan pantat bahenol istriku sehingga lubang anus istriku menganga kembali dan Mbah Kiswanto meludahi lubang anus istriku dan lidahnya menjulur lagi menerobos masuk ke lubang anus istriku dan Mbah Kiswanto terus meludahi dan mengeluar masukkan lidahnya hingga benar-benar penuh ludah Mbah Kiswanto.

Mbah Kiswanto memegang batang kemaluannya kembali dan “aaahhh..mbbbaaahhh amppuunn heeeeegghhhhhh ?”desis istriku lemah saat Mbah Kiswanto dengan tenaganya yang masih greng itu menekan kepala jamur penisnya ke lubang anus istriku. istriku mengerang dan mengernyitkan dahinya dan “Mmmmmpppfpff ??.” pantat istriku bergetar lagi saat ulat itu mulai merangsang kelentit dan liang vagina istriku dan “Heeggghhhh ??”istriku melenguh saat kepala jamur batang kemaluan Mbah Kiswanto perlahan tapi pasti melesak ke lubang anus istriku. “Amppuuunn ?.ampuuuuuun mbaaaaaah saaaakkkiiiii eeeeeeeh ?.. “pantat istriku bergetar lagi, rupanya setiap Mbah Kiswanto menekan penisnya ke lubang anus istriku, ulat yang menyumpal di liang vagina istriku bergetar dan mulut ulat itu menyedot kelentit istriku bersamaan sehingga batang kemaluan Mbah Kiswanto semakin lama semakin dalam di lubang anus istriku. Begitu batang kemaluan Mbah Kiswanto masuk seluruhnya di lubang anus istriku, Mbah Kiswanto pun mulai menarik kembali dan memasukkan kembali batang kemaluannya di dalam lubang anus istriku dan suara “slep slep slep” semakin lama semakin cepat terdengar dan tubuh istriku kedepan ke belakang mengikuti genjotan pantat Mbah Kiswanto mengeluar masukkan batang kemaluannya di lubang dubur istriku.

“Mbbbbbaaaaah akuuuuuu ??.” rintih istriku “Akuuuu jugaaaa jeng Raniiiiii ??.” erang Mbah Kiswanto semakin cepat menggenjot batang kemaluannya di lubang anus istriku dan “Mbaaaaaah Kiswantooooooooooo ??.”istriku mengerang lirih dan Mbah Kiswanto menghujam batang kemaluannya dalam dalam ke lubang anus istriku yang mengalami orgasme ke lima dan tangan Mbah Kiswanto menarik pangkal paha istriku hingga pantat Mbah Kiswanto menyodok nyodok pantat bahenol istriku karena air maninya muncrat di dalam anus istriku dan bunyi “preeeet preeeet” seperti orang buang angin terdengar dari lubang anus istriku dan rupanya air mani Mbah Kiswanto keluar dari tekanan lubang anus istriku yang tersumpal oleh batang kemaluan Mbah Kiswanto yang cukup besar itu. Mereka kemudian menggelepar dan tersungkur bersamaan tubuh tua renta itu menindih tubuh sintal istriku yang benar benar lunglai melayani lelaki tua itu.

Keduanya pun tertidur karena kelelahan. Sekitar pukul tujuh malam, istriku terbangun dan langsung mandi keramas. Istriku mengenakan stelan blazer dan rok span coklat muda malam itu dan kulihat istriku tanpa mengenakan BH dan celana dalamnya berhias diantara dua ranjang berdiri di depan cermin. Mbah Kiswanto tak lama kemudian bangun dan mandi. Begitu istriku selesai berhias, Mbah Kiswanto pun selesai mandinya tanpa menggunakan apapun sehingga batang kemaluannya yang sebesar lampu dan ujungnya yang seperti jamur besar itu sudah menegang kaku. Mbah Kiswanto mendekati istriku dari belakang dan memeluk tubuh istriku, tangan kirinya langsung meremas payudara kiri istriku, sedang tangan kanan Mbah Kiswanto langsung menelusuri perut istriku dan kemudian menyingkap rok span istriku bagian depan dan menyusupkan tangan kanannya menggerayangi selangkangan istriku. Tak lama kemudian bunyi kecepak “cek cek cek” di selangkangan istriku pun terdengar dan istriku mulai mendesis desis “Heeeeh heeeh heeeeh mbaaaaah ???” Pantat bahenol istriku pun mulai menungging nungging dan tangan kiri Mbah Kiswanto membuka resleting rok span istriku dan menariknya ke atas, kedua kaki istriku semakin terkangkang karena tangan kanan Mbah Kiswanto semakin gencar mengocok dan mengelus bibir vagina istriku yang semakin basah yang menimbulkan suara kecepak yang semakin keras di selangkangan nya. Tangan kiri Mbah Kiswanto mendorong tubuh istriku ke depan sehingga tubuhnya bertumpu di meja rias dan punggung istriku sejajar dengan kepalanya yang mendekati cermin meja rias.

Mbah Kiswanto kemudian memegang pangkal batang kemaluannya yang menegang kaku dan dari belakang mengarahkan ujung batang kemaluannya yang seperti jamur ke liang vagina istriku dan rintihan istriku pun terdengar: “Mbaaaaah jaaaanggggggg ?. uuumpp besaaar mbaah oooh maas ?. akuuu disetubuhi mbaaah Kiswantoooo ?.ooooh maaass mekaaaar membesaaaaar hheghghghgh sesak liang kuuuu maaaaas ??.ooooh menjuluuuuur ke dalam liaaangkuuu eeeeh eh eh eh akuuu ngaaaak kuaaaat maaaas akuuu keluaaaaaarrr ??..ngngngngngngngng ?..”istriku mengerang dengan hebatnya, pantat bahenolnya tersentak sentak sehingga batang kemaluan Mbah Kiswanto secara otomatis amblas seluruhnya ke dalam liang vagina istriku.

“Mmmppppffffff kok membesssaaar ?.. oooooh ?.. semakiiin dalaaaam maaaas ?..maaaas hheeeeghhh ?. mekaaaaaar ? Aakuuuu mmmngg ??.”istriku kembali mencapai orgasmenya ke dua malam itu atau ke tujuh sejak siang tadi disetubuhi Mbah Kiswanto. Tubuh istriku limbung dan Mbah Kiswanto memeluk istriku yang sempoyongan karena lutut istriku tak kuat menahan berat tubuhnya sendiri karena tenaga istriku terkuras melayani nafsu syahwat lelaki tua itu yang terus mengenjot menyetubuhi istriku tanpa ampun.

Tubuh istriku pun terjatuh di ranjangku dan posisi kakinya di kepalaku sehingga terlihat jelas batang kemaluan Mbah Kiswanto tengah menyumpal liang vagina istriku yang tertelungkup. “Mbaaaaah aku dibooooor ???” rintih istriku dan kulihat Mbah Kiswanto tanpa mengenjot pantatnya, batang kemaluannya terlihat dengan jelas membesar mengecil dan rupanya memanjang memendek seperti mata bor melubangi kayu. “Mbaaaaaah akuuuuu keluaaaaar lagiiiiiiii ??”rintih istriku mencapai orgasme yang ketiga malam itu dan batang kemaluan Mbah Kiswanto terus mengebor liang vagina istriku, dan istriku merintih berkali kali. Selanjutnya istriku terus menerus mengerang dan orgasme ke 4 kalinya, Mbah Kiswanto menyetubuhi istriku sampai pagi dan entah berapa kali istriku mengalami orgasme, sehingga keesokkan paginya istriku sulit berjalan, kata istriku bibir vaginanya membengkak, hingga dengan terpaksa istriku tak memakai celana dalamnya pada hari ke dua seminar itu.


Sahabat303 - Agen Sabung Ayam, Agen Bola, SBOBET, IBCBET, Casino Online Terpercaya
  • Bonus Deposit 10% (Khusus Sportbook) Setiap Harinya
  • Bonus Deposit 10 % Khusus Tangkas Setiap harinya
  • Bonus Cashback Sport Up To 16%
  • Bonus Cashback Casino 2%
  • Bonus Rollingan Casino 0.7%
  • Bonus Cashback Sabung Ayam Up To 10%
  • Bonus Referral 2% Seumur Hidup
Kami juga memiliki layanan custumer service yang ramah dan profesional untuk melayani anda kapan pun.

Share:

Aku Seks Dengan Istri Teman Baikku !!!

AGEN BOLA TERPERCAYA - Aku mempunyai sahabat sedari kecil, kami tumbuh bersama, kenakalan kecil, belajar mabuk, melamar pekerjaan, bahkan main cewek pun kami berangkat bersama. Hengky memang ganteng dan lumayan playboy. Yang aku tahu pasti, dia termasuk hiper. Two in one selalu menjadi menu wajib kalo kami mampir ke jl Mayjen Sungkono, Surabaya.

Dia juga mempunyai banyak teman mahasiswi yang ‘siap pakai’ dan lucunya dia sering menawari aku bercinta dengan gadis mahasiswinya di depan hidungnya. Terkadang dia mengajak threesome. Aku sih ok ok saja, why not… enak kok. Dan lagi, ketika itu aku cuma karyawan swasta yang bergaji kecil, sedang Hengky sudah memiliki usaha sendiri yang cukup sukses.

Sayang sekali di umur 35, sahabatku ini mengalami kecelakaan yang membuat dia terpaksa menggunakan kursi roda. Padahal dia baru 2 tahun menikah dan dikaruniai satu anak laki-laki yang cukup lucu. AGEN SABUNG AYAM

Peristiwa ini benar-benar membanting dirinya, untunglah Widya adalah istri yang setia dan selalu memompa semangat hidupnya agar Hengky tidak menyerah. Sebagai sahabat, aku pun tak bosan-bosannya menghibur agar dia mau mencoba mengikuti terapi.

Seperti biasa, di malam minggu, aku main ke rumahnya, daripada ngluyur nggak karuan, maklum setua ini aku masih membujang.

“Sam, elo masih ingat jaman kita gila dulu? Minimal gue selalu ambil dua cewek, hahaha… dan mereka selalu ampun-ampun kalo gue ajak lembur.” Hengky tersenyum-senyum sendiri. Aku memahami, rupanya Hengky terguncang karena kemampuan sex yang dibanggakannya mendadak tercerabut dari dirinya. “Sam, gue harus sampaikan sesuatu ke elo… kenapa gue selalu bicara tentang sex ke elo. Ehm… gini, gue kesian sama Widya… dia istri yang baik dan setia, tetapi gue tidak mungkin memaksa dia untuk terus menerus mendampingi gue. Dia punya hak untuk bahagia. Dan lagi… Ehh… dan lagi…” Hengky terdiam cukup lama.

“Istriku masih muda, 25 tahun… gue nggak ingin dia nanti menyeleweng. Lebih baik kami berpisah baik-baik, dia bisa mendapatkan suami yang lebih baik.” matanya menerawang. ”Tetapi Widya tetap bersikukuh tidak mau. Baginya menikah cuma sekali dalam hidupnya. Tetapi gue kuatir, Sam… gue kuatir… karena… Ehhh, karena… Widya nafsunya besar. Bisa kamu bayangkan betapa tersiksanya dia. Kami dulu hampir setiap hari bercinta.” Hengky terdiam lagi, lama. “Kemarin dia bicara: ‘mas, aku nggak akan menyeleweng, karena cintaku sudah absolut. Kalo kamu memaksa untuk berpisah, aku tidak bisa. Memang kalau bicara sex, sangat berat bagiku. Tapi kita bisa mencoba pakai tangan kan, mas? Mas bisa puasin pakai tangan mas, pake lidah juga masih bisa… kita coba dulu, mas…’”

”Kami mencobanya, tetapi karena lumpuhku, jari dan lidahku tidak bisa maksimal, dan dia tidak mampu orgasme. Sempat juga pakai dildo. Itu pun juga gagal. Ini lebih disebabkan posisi tubuhku yang tidak mendukung. Akhirnya aku mengatakan bahwa bagaimana kalau kamu mencoba pakai cowok beneran. Kita bisa pakai gigolo, asal kamu bercinta di depanku, jangan di belakangku. Aku bilang bahwa ini hanya murni untuk menyenangkan dirinya. Kamu tahu… istriku hanya menangis, dalam hatinya sebenarnya dia mungkin mau, tapi entahlah…” Hengky sudah pasrah.
”Hhh… sebenarnya aku mau minta tolong kamu… pertama, kamu temanku, sudah seperti saudara sendiri, kamu belum menikah, kamu sekarang juga sudah nggak segila dulu… mungkin udah berhenti ya? Jadi aku minta tolong… bener-bener minta tolong… puaskan istriku…” kata Hengky, suaranya sedikit tercekat. “No.. no.. no.. nggak, Hen. Aku nggak mau. Maaf, aku gak bisa bantu yang seperti itu. Widya wanita baik-baik, aku melihatnya seperti malaikat. Dan aku sungguh menghormatinya. Sorry, aku pulang dulu, Hen… tolong pembicaraan ini jangan diteruskan.” aku menghindar. Widya adalah wanita sempurna, cantik, hatinya lembut, setia ke suami, tidak neko-neko, dan tubuhnya benar-benar sempurna. Hengky benar-benar sinting kalo aku diminta meniduri istrinya.

Tiga minggu kemudian, pagi-pagi aku mampir lagi ke rumahnya, aku pikir dia sudah tidak mau membicarakan itu lagi, ternyata aku salah. Kali ini dia memintaku sambil memohon, bahkan matanya berkaca-kaca. “Sam, please, bantu aku, kamu tidak kasihan lihat istriku? Kami sudah sepakat kalau kamu dan dia tidak perlu ML. Mungkin memuaskan dengan tangan atau lidah?”

Aku sungguh tidak setuju dengan rencananya, tapi melihat permintaannya, hatiku trenyuh. “Ok, Sam, aku coba bantu, tapi aku perlu bicara dulu dengan Widya…”

“Bicaralah dengannya, dia ada di beranda belakang, bicaralah…” desak Hengky.

Perlahan aku melangkah ke bagian belakang rumahnya yang besar, aku lihat Widya sedang menyirami bunga, sinar matahari pagi turut menyinari wajahnya yang lembut, kimononya yang berwarna merah kontras sekali dengan kulitnya yang putih bersih, sungguh anggun… Mungkin Hengky sudah memberi tahu karena dia seperti sudah menunggu kedatanganku.

“Hai, Wid… mana si kecil Herto, masih tidur ya?” tanyaku basa-basi.
“Hai, mas. Iya, Herto masih bobok… tumben datang pagi begini, udah sarapan belum?” Widya tersenyum lembut. Wajahnya hanya ber make-up tipis, begitu sempurna.
”Mmm, udah kok… Uum, aku bantu potongin anggrek ya? Dulu aku suka bantu ibuku merawat anggrek… ah, ini sepertinya kepanjangan, Wid… coba deh dipotong lebih pendek lagi, supaya lebih cepat berbunga.” kataku sok serius.
“Mas, aku sangat mencintai mas Hengky. Aku pun tahu dia sungguh mencintaiku. Dia adalah suami yang pertama dan terakhir…” suaranya tercekat, wajahnya menunduk. Tak kusangka Widya bicara langsung ke pokok persoalan. Ini lebih baik, karena semakin lama disini, aku semakin canggung.
“Aku sungguh berharap, mas Samuel tidak menganggapku wanita murahan. Mas Hengky bilang bahwa kalau melihat aku bahagia maka dia juga bahagia. Jadi nanti apa yang kita lakukan harus masih dalam koridor saling menghormati ya, mas…” kini matanya berkaca-kaca.
“Wid, aku ikuti apa maumu, kalau nanti kamu minta berhenti, aku berhenti. No hurt feeling… jangan kuatir aku tersinggung, kamu adalah wanita yang paling aku hormati setelah ibuku. Aku… aku akan memperlakukanmu dengan terhormat.“ bisikku.

Perlahan Widya menarik tanganku menuju lantai dua, mungkin ini kamar tamu. Interior kamar sungguh nyaman, warna warna soft mendominasi, mulai dari warna bedcover, bantal dan gorden terkomposisi dengan baik, benar-benar mendapat sentuhan wanita.

“Ummm… bagaimana dengan Hengky, dia pernah bilang kalo harus sepengetahuan dia.” tanyaku kuatir, aku tidak mau dituduh mengkhianati sahabat sendiri.

“Mas Hengky nanti datang setelah dia rasa kita ada hubungan chemistry yang lebih jauh. Aku juga keberatan kalo mas menyentuhku di depan mas Hengky terlalu terus terang. Aku tidak mau hatinya sakit. Dan ditahap awal ini aku sungguh berharap kita tidak terlalu jauh. Mungkin aku belum terlalu siap… dan maaf kalo tiba-tiba aku minta berhenti, mas ngerti kan perasaanku?” Widya berkata dengan wajah menunduk. Tangannya terlihat gemetar ketika perlahan-lahan membuka bedcover. Aku hanya mengangguk tanpa bicara.

Lalu Widya berjalan menuju meja rias, membelakangiku, perlahan dilepas cincin kawin di jarinya, “Aku tidak bisa bercinta dengan orang lain dengan tetap memakai cincin ini…” katanya berbisik.

“Maafkan aku, Wid… aku akan memperlakukan kamu dengan baik.” bisikku dalam hati.

Perlahan dia berbalik menghadapku sambil membuka gaunnya, ternyata di balik kimononya, Rini hanya memakai lingerie warna pink, G string plus stocking putih berenda. “ Aku tidak mau sembarangan untuk memulainya. Ini aku pakai juga untuk menghormati mas Samuel.” Widya berjalan perlahan ke arahku. Aku hanya bisa menahan nafas, dadaku sesak bergemuruh, rasanya sulit untuk bernafas, rasanya aku tidak akan bisa menyentuhnya, dia terlalu indah, Widya terlalu indah untukku… kakiku lemas.

Dengan perlahan Widya membuka kancing bajuku, sedikit mengelus dadaku yang berbulu, wajahnya masih menunduk. Tanganku menyentuh rambutnya lembut, kemudian aku cium perlahan keningnya. Dengan bertelanjang dada, tanpa melepas celana panjangku, kutuntun Widya ke tempat tidur. Aku peluk lembut, aku ciumi keningnya berulang kali. Turun ke pelipis, lama aku cium di situ. Aku harus membuatnya rileks.

Matanya yang indah tampak berkaca-kaca. Hembusan nafasnya masih memburu, bergetar. Aku mengerti, Widya masih belum siap.

Aku bisikkan kata-kata lembut ke telinganya, ”Wid, kamu santai saja, aku nggak akan menyentuh yang nggak semestinya kok. Jangan kuatir, kita tidak terlalu jauh, ini hanya semacam perkenalan saja. Ok?“

Widya mengangguk sambil memejamkan matanya, mencoba menghayati.

Kemudian bibirku menyentuh pipinya, harum Kenzo di lehernya, menuntunku ke arah sana. Lehernya sungguh indah, bibirku menyelusuri leher jenjangnya sambil sekilas menciumi belakang telinganya.

“Ahhhhhh… mas… ahhhh…” nafasnya dihembuskan panjang, rupanya tadi dia terlalu tegang. Aku tetap mencium, tidak beranjak dari sekitaran pipi, kening, leher dan telinga. Sengaja tidak kucium bibirnya, takut membuat moodnya jadi hilang. Tetapi ternyata Widya sendiri yang mencari bibirku, dan mencium lembut perlahan. Badanku merasa meremang.

Kemudian kami berpandangan dekat, matanya lekat menghunjam mataku, seperti mencari kepercayaan disitu. Ini adalah titik kritis, berhenti atau lanjut… Perlahan, Widya memejamkan matanya, bibirnya sedikit terbuka, aku mengerti kalau ini semua bisa berlanjut lebih jauh. Kucium lama dan lembut bibirnya yang indah itu. Perlahan bibirku turun ke leher, sedikit ke bawah. Turun… turun ke belahan dadanya yang ranum. Wanginya sungguh memabukkan. Widya hanya melenguh pelan, “Eehhhhh… mas…”

Tanganku mulai mengelus pahanya, aku gosok perlahan, tanganku berhenti ketika jemari Widya menyentuh tanganku. Ah, mungkin aku terlalu jauh… ternyata jemari Widya menggosok permukaan lenganku. Kulanjutkan lagi gosokan tanganku ke pangkal pahanya.

Kusentuh miss V-nya yang hangat. Aku tidak membuat gerakan yang tiba- tiba, semua harus mengalir lembut. Cukup lama jemariku menyentuh bulu- bulunya. Bibirnya terasa dingin, Widya sudah mulai terangsang… sambil masih mencium lembut bibirnya, jemariku mulai menyentuh klitorisnya. Begitu tersentuh, Widya langsung merintih, nafasnya memburu.

”Mas… uffff, mas… fiiuhhh…” cepat sekali vaginanya basah. Aku memahami, mungkin sudah satu tahun Widya tidak disentuh Hengky.

Bibirku perlahan mulai mencium dari belahan dada menuju bukit indahnya. Belum pernah kulihat payudara seranum ini. Lidahku menari-nari di ujung putingnya yang merah muda. Aku sentuh dengan ujung lidah, kemudian sedikit aku sedot, lalu aku lepas lagi, begitu berulang-ulang. Nikmat sekali.

Aku lirik wajah Widya, sudah merah padam, nafasnya tersengal-sengal. “Geliii… aaahhhh… geli, mas… jangan lama-lama… geliii… aduuuuhhh…” rintihnya.

Sengaja aku teruskan jilatanku, dengan sedikit mengeluarkan erangan, agar Widya mengerti kalo aku sendiri juga super terangsang. Eranganku dengan erangannya kini bersahut-sahutan. Kepala Widya bolak-balik terbangun, mungkin karena dia tidak tahan dengan gelinya. Jemariku bertambah cepat menggosok klitorisnya. Tiba-tiba jemari Widya meremas rambutku dan kedua tangannya pun menekan kepalaku, sehingga aku sulit bernafas karena terbenam di buah dadanya. Pinggul Widya terangkat tinggi sambil merintih panjang.

“Masssssss… ahhhhh…” wanita cantik itu Orgasme!

Pinggulnya kembali terhempas ke tempat tidur yang langsung terayun-ayun, badannya melemas, tangannya lunglai ke bawah, sambil berkali-kali menelan ludahnya Widya mulai menangis memalingkan wajahnya.

Aku ciumi lembut kepalanya, kucium air matanya di pipi, kemudian kucium tipis bibirnya.

Perlahan kepalaku turun ke leher, dada, perut, pusar dan berhenti di bulu-bulu kemaluannya. Lidahku mulai menari di klitorisnya yang super basah. Widya hanya terdiam.

Aku masih sibuk menjilati vaginanya yang wangi. Widya mulai recovery lagi… jemari lentiknya meremas rambutku. Dagunya terangkat ke atas, nafasnya terputus-putus memburu. Perlahan kuturunkan celanaku… bibirku kembali ke atas, mencium pusarnya, mengecup putingnya kemudian menyentuh bibirnya. Mataku beradu dengan matanya. Pandangan mataku bertanya, haruskah kuteruskan…

Widya mengerti kalau batangku tengah menempel di kemaluannya. Perlahan kakinya melingkar ke pahaku. Mata kami tetap berpandangan. Kugesekkan batangku perlahan-lahan, Widya sedikit merintih, bibirnya terbuka.

Kepala batangku mulai menekan, menekan… sedikit masuk, masuk lagi perlahan, lalu kaki Widya menekan pinggulku sehingga batangku lebih dalam masuk. Masuk seluruhnya… badanku meremang, batangku terasa hangat. Mata kami masih beradu pandang… tiba-tiba di sudut matanya muncul air bening yang mengalir perlahan ke pipinya. Widya kembali menangis…

Kembali aku cium lembut bibirnya. Pinggulku tidak langsung aku gerakkan, agar dia merasa nyaman dulu dengan batangku di dalam sana. Lalu perlahan aku mulai gerakkan pinggulku sedikit demi sedikit, pelan-pelan… Widya merintih, ”Mas… aghhhhh…”

Gerakan lebih kupercepat. Aku rasakan batangku masuk sepenuhnya ke dalam vaginanya. Tempat tidur mulai berguncang, bunyi geritan besi tempat tidur mulai keras terdengar.

Tiba-tiba Widya memelukku erat, bibirnya mendekat ke telingaku dan berbisik, ”Kok besar sekali, mas? Terima kasih… nikmat sekali, mas… ooohhh… nikmat!”

Widya kini lebih agresif menciumku, lidahnya mulai berani masuk ke mulutku. Tubuh kami berguling, kini dia di atasku. Otomatis batangku lebih menghunjam ke dalam, posisi ini favoritku karena aku bisa sepenuhnya melihat kecantikannya, melihat lekuk tubuhnya, meremas dada dan pinggulnya lebih leluasa.

Gerakan tubuh Widya mulai liar, wajahnya tengadah ke atas dengan mata terpejam. Gerakannya malah lebih cepat dari gerakanku. Tubuhnya mulai menggigil dipenuhi peluh yang mengucur deras di sela belahan buah dadanya, pemandangan ini membuat tubuhnya tampak sensual, kujilati semua peluhnya dengan nikmat. Widya mendekati puncak… sementara aku susah payah bertahan agar tidak ejakulasi duluan.

”Aaaaaa… aaaaaaahhhh… aahh!” dia mulai tidak malu mengeluarkan rintihan dan erangan suaranya lebih keras. Tiba-tiba tubuhnya menghentak keras, lenguhannya memanjang, kemudian tubuhnya lunglai ambruk di tubuhku. Segera kupeluk erat dan kucium lembut keningnya. Aku lega… senang bisa memuaskannya.
”Terima kasih, mas… terima kasih… aku belum pernah merasa nikmat seperti ini, dua kali orgasme.” bisik Widya.
”Aku bisa teruskan kalo kamu mau, Wid.” bisikku sambil menciumi pelipisnya.
”Terima kasih… maybe next time… sekarang giliran mas Samuel, mas belum puas kan?”

Aku tersenyum dan kugelengkan kepalaku. ”No, tidak perlu… itu tidak penting. Kamu bisa menikmati, itu lebih penting. Kalau aku turut mencari kepuasan, artinya aku tidak menghargai kamu. Semua ini untuk kamu, Wid… hanya untuk kamu.” dalam hati kumaki-maki diriku, mengapa aku sok suci. Tetapi tak bisa kumaafkan diriku kalau aku ikut menikmati kesempatan emas ini, Widya bersedia bercinta denganku artinya dia sudah menghempaskan semua harga dirinya dihadapanku. Aku menghargai dan menghormatinya.

”Mas, kamu baik sekali? Sungguh kamu baiiiikk sekali.” Widya memelukku erat lama sekali sampai aku terengah-engah karena kepalaku terbenam di belahan payudaranya. Sebenarnya aku ingin meneruskan dengan melumat dan mengigit gigit putingnya, tapi aku tidak mau merusak suasana syahdu ini.
”Mengapa Hengky tidak kemari, bukankah dia minta kita bercinta di depannya. Aku tidak mau dikatakan mengkhianati teman…”
”Mas Hengky mungkin sudah melihat kita dari tadi, dia ada di ruangan di balik kaca meja rias, itu kaca tembus pandang, mas.” Widya menjelaskan ketika melihat mataku memandang pintu.
”Umm… mas gak bersih-bersih badan? Aku bantu di kamar mandi yuk…“ katanya sambil menarik tanganku.

Kami saling menggosok badan, aku remas lembut buah dadanya dari belakang dan mencium lembut punggungnya. Widya kembali merintih, tubuhnya berbalik kemudian melumat bibirku, benar-benar agresif. Tiba-tiba Widya jongkok dan cepat menggenggam batangku, sedetik kemudian mulutnya mengulum milikku yang makin mengeras penuh.Aku benar-benar tidak menduga Widya melakukan itu. Tindakannya membuat kakiku lumpuh.

”Jangan, Wid… jangan… nanti aku keluar. Aahhh… Wid… sudah… please…” rintihku.

Widya segera berdiri lagi lalu berbalik menghadap shower dinding. Aku mengerti, dia ingin aku masuk dari belakang. Dengan guyuran air hangat, aku masukkan batangku cepat, aku sudah tidak tahan lagi, nafsuku sudah memuncak, Widya pun menggerakkan tubuhnya mengimbangi tusukanku.

”Aaahhh… mas… aku… aku… ahhh… aku…” tubuhnya kembali menggeliat dan mengejang, jemarinya kuat meremas tangkai shower, sementara aku benar-benar tidak dapat menguasai diriku. Spermaku yang tertahan dari tadi akhirnya mau tak mau menyembur keluar, masuk jauh ke relung vaginanya.
”Mengapa aku tidak bisa menahannya?” Widya kembali jongkok dan kini membersihkan lelehan spremaku dengan lidahnya. Aduh, aku merasa geli sekali. Dia kocok-kocok lagi agar semua spermaku keluar. Kemudian mengakhirinya dengan sedotan panjang di ujung batangku.
”Ahhh… Widya… kenapa aku harus ejakulasi?”

Selesai bebersih diri dan memakai baju, kami keluar kamar. Rupanya Hengky sudah menunggu di depan TV, dia tersenyum dari kejauhan. Aku merasa jengah, merasa tidak enak. Sementara Widya menunduk dan berjalan ragu ke sebelah suaminya.

Dari kursi rodanya, Hengky memeluk pinggang istrinya. ”Terima kasih, Sam, kamu sahabat yang baik. Aku sudah melihat percintaan kalian tadi. Aku berharap kamu tidak keberatan untuk meneruskan nanti.”

Aku hanya mengangguk pelan. Bisakah aku hanya bertahan murni bercinta tanpa melibatkan perasaan? Aku tidak yakin dengan diriku. Aku tidak yakin nanti tidak jatuh cinta kepada Widya… dan aku yakin Widya pun mempunyai perasaan yang sama. Sorot matanya ketika bercinta tadi menunjukkan itu.


Sahabat303 - Agen Sabung Ayam, Agen Bola, SBOBET, IBCBET, Casino Online Terpercaya
  • Bonus Deposit 10% (Khusus Sportbook) Setiap Harinya
  • Bonus Deposit 10 % Khusus Tangkas Setiap harinya
  • Bonus Cashback Sport Up To 16%
  • Bonus Cashback Casino 2%
  • Bonus Rollingan Casino 0.7%
  • Bonus Cashback Sabung Ayam Up To 10%
  • Bonus Referral 2% Seumur Hidup
Kami juga memiliki layanan custumer service yang ramah dan profesional untuk melayani anda kapan pun.

Share:

Seks Dengan Pembantu Ku Sendiri !!!

AGEN BOLA TERPERCAYA - Aku adalah seorang anak yang dilahirkan dari keluarga yang mampu di mana papaku sibuk dengan urusan kantornya dan mamaku sibuk dengan arisan dan belanja-belanja. Sementara aku dibesarkan oleh seorang baby sitter yang bernama Siti. Aku panggil dengan Mbak Siti.

Peristiwa ini terjadi pada tahun 1996 saat aku lulus SMP Swasta di Jakarta. Pada waktu itu aku dan kawan-kawanku main ke rumahku, sementara papa dan mama tidak ada di rumah. Rendy, Dedy, Budi dan Jeffry main ke rumahku, kami berlima sepakat untuk menonton VCD porno yang dibawa oleh Jeffry, yang memang kakak iparnya mempunyai usaha penyewaan VCD di rumahnya. Jeffry membawa 4 film porno dan kami serius menontonnya. Tanpa diduga Mbak Siti mengintip kami berlima yang sedang menonton, waktu itu usia Mbak Siti 28 tahun dan belum menikah, karena Mbak Siti sejak berumur 20 tahun telah menjadi baby sitterku. AGEN SABUNG AYAM

Tanpa disadari aku ingin sekali melihat dan melakukan hal-hal seperti di dalam VCD porno yang kutonton bersama dengan teman-teman. Mbak Siti mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat dan tidak ketahuan oleh keempat temanku.

“Maaf yah, gue mau ke belakang dulu..”
“Ya.. ya.. tapi tolong ditutup pintunya yah”, jawab keempat temanku.
“Ya, nanti kututup rapat”, jawabku.
Aku keluar kamarku dan mendapati Mbak Siti di samping pintuku dengan nafas yang tersengal-sengal.
“Hmm.. hmm, Mas Jim”, Mbak Siti menegurku seraya membetulkan posisi berdirinya.
“Ada apa Mbak ngintip-ngintip Jimmy dan kawan-kawan?” tanyaku keheranan.

Hatiku berbicara bahwa ini kesempatan untuk dapat melakukan segala hal yang tadi kutonton di VCD porno.

Perlahan-lahan kukunci kamarku dari luar kamar dan aku berpura-pura marah terhadap Mbak Siti.

“Mbak, apa-apaan sih ngintip-ngintip segala.”
“Hmm.. hmm, Mbak mau kasih minum untuk teman-teman Mas Jimmy”, jawabnya.
“Nanti aku bilangin papa dan mama loh, kalo Mbak Siti ngintipin Jimmy”, ancamku, sembari aku pergi turun ke bawah dan untungnya kamarku berada di lantai atas.

Mbak Siti mengikutiku ke bawah, sesampainya di bawah, “Mbak Siti, kamu ngintipin saya dan teman-teman itu maksudnya apa?” tanyaku.

“Mbak, ingin kasih minum teman-teman Mas Jimmy.”
“Kok, Mbak nggak membawa minuman ke atas”, tanyaku dan memang Mbak Siti ke atas tanpa membawa minuman.
“Hmm.. Hmm..” ucap Mbak Siti mencari alasan yang lain.

Dengan kebingungan Mbak Siti mencari alasan yang lain dan tidak disadari olehnya, aku melihat dan membayangkan bentuk tubuh dan payudara Mbak Siti yang ranum dan seksi sekali. Dan aku memberanikan diri untuk melakukan permainan yang telah kutonton tadi.

“Sini Mbak”
“Lebih dekat lagi”
“Lebih dekat lagi dong..”

Mbak Siti mengikuti perintahku dan dirinya sudah dekat sekali denganku, terasa payudaranya yang ranum telah menyentuh dadaku yang naik turun oleh deruan nafsu. Aku duduk di meja makan sehingga Mbak Siti berada di selangkanganku.

“Mas Jimmy mau apa”, tanyanya.
“Mas, mau diapain Mbak?”, tanyanya, ketika aku memegang bahunya untuk didekatkan ke selangkanganku.
“Udah, jangan banyak tanya”, jawabku sembari aku melingkari kakiku ke pinggulnya yang seksi.
“Jangan Mas.. jangan Mas Jimmy”, pintanya untuk menghentikanku membuka kancing baju baby sitterku.
“Jangan Mas Jim, jangan.. jangan..” tolaknya tanpa menampik tanganku yang membuka satu persatu kancing bajunya.

Sudah empat kancing kubuka dan aku melihat bukit kembar di hadapanku, putih mulus dan mancung terbungkus oleh BH yang berenda. Tanpa kuberi kesempatan lagi untuk mengelak, kupegang payudara Mbak Siti dengan kedua tanganku dan kupermainkan puting susunya yang berwarna coklat muda dan kemerah-merahan.

“Jangan.. jangaan Mas Jim”
“Akh.. akh.. jangaan, jangan Mas”
“Akh.. akh.. akh”
“Jangan.. Mas Jimm”

Aku mendengar Mbak Siti mendesah-desah, aku langsung mengulum puting susunya yang belum pernah dipegang dan di kulum oleh seorang pria pun. Aku memasukkan seluruh buah dadanya yang ranum ke dalam mulutku sehingga terasa sesak dan penuh mulutku. “Okh.. okh.. Mas.. Mas Jim.. tangan ber..” tanpa mendengarkan kelanjutan dari desahan itu kumainkan puting susunya dengan gigiku, kugigit pelan-pelan. “Ohk.. ohk.. ohk..” desahan nafas Mbak Siti seperti lari 12 kilo meter. Kupegang tangan Mbak Siti untuk membuka celana dalamku dan memegang kemaluanku. Tanpa diberi aba-aba, Mbak Siti memegang kemaluanku dan melakukan gerakan mengocok dari ujung kemaluanku sampai pangkal kemaluan.

“Okh.. okh.. Mbak.. Mbaak”
“Teruss.. ss.. Mbak”
“Mass.. Mass.. Jimmyy, saya tidak kuat lagi”

Mendengar itu lalu aku turun dari meja makan dan kubawa Mbak Siti tiduran di bawah meja makan. Mbak Siti telentang di lantai dengan payudara yang menantang, tanpa kusia-siakan lagi kuberanikan untuk meraba selangkangan Mbak Siti. Aku singkapkan pakaiannya ke atas dan kuraba-raba, aku merasakan bahwa celana dalamnya sudah basah. Tanganku mulai kumasukkan ke dalam CD-nya dan aku merasakan adanya bulu-bulu halus yang basah oleh cairan liang kewanitaannya.

“Mbak, dibuka yah celananya.” Mbak Siti hanya mengangguk dua kali. Sebelum kubuka, aku mencoba memasukkan telunjukku ke dalam liang kewanitaannya. Jari telunjukku telah masuk separuhnya dan kugerakkan telunjukku seperti aku memanggil anjingku.

“Shs.. shss.. sh”
“Cepat dibuka”, pinta Mbak Siti.

Aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan “keluar”, tetapi aku semakin giat memainkan daging tumbuh tersebut, tanpa kusadari ada cairan yang keluar dari liang kewanitaannya yang kurasakan di lidahku, kulihat liang kewanitaan Mbak Siti telah basah dengan campuran air liurku dan cairan liang kewanitaannya. Lalu aku merubah posisiku dengan berlutut dan kuarahkan batang kemaluanku ke lubang senggamanya, karena sejak tadi kemaluanku tegang. “Slepp.. slepp” Aku merasakan kehangatan luar biasa di kepala kemaluanku.

“Mass.. Mass pellann dongg..” Kutekan lagi kemaluanku ke dalam liang surganya. “Sleep.. sleep” dan, “Heck.. heck”, suara Mbak Siti tertahan saat kemaluanku masuk seluruhnya ke dalam liang kewanitaannya. “Mass.. Mass.. pelaan..” Nafsu birahiku telah sampai ke ubun-ubun dan aku tidak mendengar ucapan Mbak Siti. Maka kupercepat gerakanku. “Heck.. heck.. heck.. tolong.. tollong Mass pelan-pelan” tak lama kemudian, “Mas Jimmy, Mbaak keluaar laagi” Bersamaan dengan itu kurasakan desakan yang hebat dalam kepala kemaluanku yang telah disemprot oleh cairan kewanitaan Mbak Siti. Maka kutekan sekuat-kuatnya kemaluanku untuk masuk seluruhnya ke dalam liang kewanitaan Mbak Siti. Kudekap erat tubuh Mbak Siti sehingga agak tersengal-sengal, tak lama kemudian, “Croot.. croot” spermaku masuk ke dalam liang kewanitaan Mbak Siti.

Setelah Mbak Siti tiga kali keluar dan aku sudah keluar, Mbak Siti lemas di sampingku. Dalam keadaan lemas aku naik ke dadanya dan aku minta untuk dibersihkan kemaluanku dengan mulutnya. Dengan sigap Mbak Siti menuruti permintaanku. Sisa spermaku disedot oleh Mbak Siti sampai habis ke dalam mulutnya. Kami melakukan kira-kira selama tiga jam, tanpa kusadari teman-temanku teriak-teriak karena aku kunci pintu kamarku sewaktu aku keluar tadi. “Jimm…. tolong bukain dong, pintunya” Maka cepat-cepat kuminta Mbak Siti menuju ke kamarnya untuk berpura-pura tidur dan aku naik ke atas membukakan pintu kamarku. Bertepatan dengan aku ke atas mamaku pulang naik taksi. Dan kuminta teman-temanku untuk makan oleh-oleh mamaku lalu kusuruh pulang.

Setelah seluruh temanku pulang dan mamaku istirahat di kamar menunggu papa pulang. Aku ke kamar Mbak Siti untuk meminta maaf, atas perlakuanku yang telah merenggut keperawanannya.

“Mbak, maafin Jimmy yah!”
“Nggak apa-apa Mas Jim, Mbak juga rela kok”

“Keperawanan Mbak lebih baik diambil sama kamu dari pada sama supir tetangga”, jawab Mbak Siti. Dengan kerelaannya tersebut maka, kelakuanku makin hari makin manja terhadap baby sitterku yang merawatku semenjak usiaku sembilan tahun. Sejak kejadian itu kuminta Mbak Siti main berdiri, main di taman, main di tangga dan mandi bersama, Mbak Siti bersedia melakukannya.

Hingga suatu saat terjadi, bahwa Mbak Siti mengandung akibat perbuatanku dan aku ingat waktu itu aku kelas dua SMA. Papa dan mamaku memarahiku, karena hubunganku dengan Mbak Siti yang cantik wajahnya dan putih kulitnya. Aku dipisahkan dengan Mbak Siti, Mbak Siti dicarikan suami untuk menjadi bapak dari anakku tersebut.

Sekarang aku merindukan kebersamaanku dengan Mbak Siti, karena aku belum mendapatkan wanita yang cocok untukku. Itulah kisahku para pembaca, sekarang aku sudah bekerja di perusahaan ayahku sebagai salah satu pimpinan dan aku sedang mencari tahu ke mana Mbak Siti.


Sahabat303 - Agen Sabung Ayam, Agen Bola, SBOBET, IBCBET, Casino Online Terpercaya
  • Bonus Deposit 10% (Khusus Sportbook) Setiap Harinya
  • Bonus Deposit 10 % Khusus Tangkas Setiap harinya
  • Bonus Cashback Sport Up To 16%
  • Bonus Cashback Casino 2%
  • Bonus Rollingan Casino 0.7%
  • Bonus Cashback Sabung Ayam Up To 10%
  • Bonus Referral 2% Seumur Hidup
Kami juga memiliki layanan custumer service yang ramah dan profesional untuk melayani anda kapan pun.

Share:

Nikmatnya !!! Ngentot Dengan Pacar Kakak

AGEN BOLA TERPERCAYA - Dimulаi dаri hubungan asmaraku bеrѕаmа Bunga уаng tеruѕ bеrlаnjut dеngаn mеѕrа, аku jugа berhasil merajut hubungan gelap dengan kakaknya si Indah. Suаtu hаri аku mеnсоbа untuk реrgi mаin ke rumah Bunga

Ting tоng”, “Bunga…? Ini аku Agung”,
“Eеh ѕауаng, tumbеn kаmu mаin kеrumаhku, уееее”, iа lаngѕung mеmеluk ku dаn mеnсium рiрiku,
“kаn kаmu ѕudаh ѕеring mаin kеrumаhku, ѕеkаrаng аku lаh уаng mаin kеrumаhmu dоng, hеhе…,
“Mаkаѕih kаmu udаh mаu kеѕini ѕауаng, tарi аku gаk biѕа lаmа, kаrеnа hаbiѕ ini mаu kеluаr ѕаmа kеluаrgа.” AGEN SABUNG AYAM
“Oооh, уа udаh аku рulаng аjа уа Bеb”,
‘jаngаn рulаng dulu dоng, kаmu diѕini аjа, kеbеtulаn kаkаk Indah gаk ikut kоk, kаmu tunggu ѕini ѕаmа kаkаk аku уаh”. Lаlu tеrlihаt оrаng tuаnуа kеluаr, аku ѕеmраt bеrѕаlаmаn dаn mеrеkа mеngаjаk Bunga bеrаngkаt реrgi.
“Kаmu tunggu dirumаh уа, аku ngаk lаmа kоk”,
“Iуа, hаti-hаti уааа”. Kеmudiаn mеrеkа bеrаngkаt.

Aduh аku jаdi bingung, mаѕа аku hаruѕ mеnunggu diѕini dеngаn kаkаknуа? Hufft рikirku. Sааt аku mаѕuk, аku kаgеt, tеrnуаtа kаkаknуа Bunga itu ѕеоrаng mаhаѕiѕwi саntik !

“Eееh, kаmu раѕti расаrnуа ѕi Bunga уа, kеnаlin аku Indah, kаkаknуа”,
“Hmmmm… iуа kаk, аku Agung”
“Mаѕuk аjа, аnggар аjа rumаh ѕеndiri”. Lаlu аku mаѕuk kеdаlаm, bаru kuѕаdаri tеrnуаtа kаkаknуа ini ѕаngаt саntik, араlаgi iа mеmаkаi rоk mini dаn tеnktор kеtаt, tеntu ѕаjа bеntuk buаh dаdаnуа ѕаngаt jеlаѕ tеrраmраng.

Sаmbil mаlu-mаlu аku mаѕuk dаn duduk dikаrреt ѕаmbil nоntоn tv.

“Gung, ini аdа minumаn, diminum аjа уа”,
“iуа mаkаѕih kаk”. Lаlu mаѕuk kеkаmаrnуа dаn kеmbаli dеngаn mеmbаwа buku.

Iа kini bеrрindаh kеѕеbеlаhku. Kаk Indah lаlu tidurаn ѕаmbil mеmbаса buku, iа bеrѕаndаr раdа bаntаl. Aku уg ѕеdikit dibеlаkаngnуа biѕа mеlihаt lubаng diаntаrа buаh dаdаnуа, kini tеnggоrоkаnku mulаi kеring. Bеbеrара mеnit kеmudiаn tеlроn rumаh bеrbunуi, Kаk Indah рun mеngаngkаtnуа.

“Hаlо? Adа ара Bunga? Aра? Gаk рulаng ѕеkаrаng? Hhhmm… оkе оkе… iуа аku kаѕih tаu diа kоk, Hаti-hаti di ѕаnа уаh”.

Aku уаng mеndеngаr реrсаkараn itu lаngѕung bеrрikir Wаh ѕереrtinуа Bunga gаk biѕа рulаng ѕеkаrаng

“Gung, Si Bunga kауаknуа gаk biѕа рulаng hаri ini, “Oооh, уа udаh… аku рulаng аjа уа kаk…”,
“Jаngаn dоng Gung, tеmеnin kаkаk disini уаh, аku tаkut ѕеndiriаn” ѕаmbil mеringik dаn mеlоmраt mеmbuаt buаh dаdаnуа hаmрir kеluаr.
“Yа udаh kаk”, “gini аjа, kitа nоntоn film аjа уuk, kаkаk аdа film bаguѕ niih,”
“Okе dеh kаk”

Lаlu kаk Indah mеnуаlаkаn kаѕеt dаn mulаi mеmutаr film. Tеrnуаtа film уаng diрutаr itu аdаlаh film hаntu Indоnеѕiа уаng аgаk bеrbаu ѕеkѕ dаn сеwеk-сеwеknуа mеmаkаi Hоtраnѕ, kаrеnа аdа аdеgаn bеrсiumаn, Pаѕ аdеgаn аdа hаntu уg munсul tibа-tibа, kаk Indah kаgеt.

“Wааааааааааhhh”, Tibа-tibа iа mеrаngkul ku, kurаѕаkаn buаh dаdаnуа mеnеmреl bаhuku.
“Eееh mааf уа Gung, аku kаgеt tаdi”,
“iуа, gрр”. Tibа раdа ѕааt сеwеk уg аdа difilm itu tidurаn, dаn аdа lаki-lаki уg bеrаdа diаtаѕnуа,

Kеmudiаn kаmеrа bеrрindаh kеbаwаh dаn hаnуа mеnаmрilkаn rаnjаng уg bеrgоуаng bеѕеrtа ѕuаrа dеѕаhаn.”Ahhhh… Ahhhh… Ahhhh…”

Kоk gini ѕih Gung? Mеrеkа ngараin ѕih? Kоk kаmеrаnуа diрindаh”uсар kаk Indah
“Yа kаn mеrеkа bеrhubungаn ѕеx kаk, уа ngаk bоlеh dirеkаm dоng”
“уаhh аku jаdi ngаk tаu dеh”,
“mаѕа kаkаk gаk tаu? Agung аjа tаu ара уg mеrеkа lаkukаn”, Jаwаbku Pеdе”
“Ngаk tаu Agung аѕli, еmаng ара уg mеrеkа lаkuin ѕih?”, Lаgi-lаgi аku bеrtеmu реrеmрuаn роlоѕ уg ѕiар dinikmаti tubuhnуа.
“Gimаnа kаlо Agung рrаktеkin аjа kаk? Tарi ѕаmа kаkаk уа,”jаwаbku tеrtаwа

Hhhhhmm…”tеrdеngаr ѕuаrаnуа ѕаmbil bеrрikir

“Okе dеh Agung уuk kitа kеkаmаr. TV рun dimаtikаn dаn kini аku udаh ѕiар bеrаkѕi.
“Kаk соbа tidurаn dеh di аtаѕ kаѕur”

Lаlu tаnра bаѕа-bаѕi аku рrаktеr mеnсium bibir ѕeksinya kаk Indah, lаlu ku сium lеhеr, ѕаmbil ku еluѕ-еluѕ раhа muluѕ miliknуа.

“iih Agung gеli аhh… hаhаhа”diа tеrtаwа kееnаkаn
“ini mаѕih аwаlnуа dоаng kаk, kаkаk bеlum tаu kаn kеnара rаnjаng difilm tаdi bеrgоуаng?”,
“iуа Gung, tеruѕin dоng”,

Okе ѕеkаrаng kаkаk bukа bаju nуа уаа”. lаlu iа mеnuruti реrminаtааnku, еntаh kеnара сеwеk ini tidаk аdа реmbеrоntаkаnnуа, раdаhаl аku tidаk mеmрunуаi ilmu hiрnоtiѕ ѕаmа ѕеkаli. Iа mеlераѕ tаnktор dаn rоk mininуа. Tеrlihаtlаh tubuh indаh miliknуа, kulihаt tubuhnуа уg рutih muluѕ tеrаwаt tаnра bulu ini ѕiар untuk diѕаntар. Pikirku. Lаngѕung аku nаik kеаtаѕ nуа kini kumulаi mеrеmаѕ kеduа buаh dаdа bundаr milik kаk Indah, tеrаѕа раdаt dаn kеnуаl ѕеkаli,

“Uuuh, Gung, еnаk bаngеt rаѕаnуа”

Lаlu Pеniѕku kini mеnеmреl di реrutnуа, Aku lаnjut mеrеmаѕ buаh dаdаnуа, kujilаt dаn kugigit реlаn-реlаn рutingnуа. Tеrnуаtа аir kеjаntаnаnku ѕudаh mеmbаѕаhi реrut kаk Indah уаng ѕеxу itu.

“Hmmmm.. еnаk bаngеt Gung, “Uuuuuuh”.Kutеruѕkаn mеmutаr dаn mеnjilаti buаh dаdа kаk Indah ѕереrti mеnjilаt Iсе сrеаm уаng lеzаt.

Sudаh сukuр lаmа аku bеrmаin dеngаn tоkеdnуа, kini аku kеbаgiаn раntаtnуа, Kаrеnа аku mеmilih mеnikmаti lubаng раntаtnуа. Lаlu juаngkаt kеduа kаki kаk Indah dаn bеrѕiар-ѕiар mеmаѕukkаn реniѕku kеdаlаm lubаng аnаlnуа itu.

“Siар уа kаk”. Kini реniѕku mulаi mеmаѕuki lubаng аnаl itu ѕесаrа реrlаhаn-lаhаn.
“Guuunnggg…. Ouuhhhh…Hhhhmmmm..”dеѕаh kаk Indah kе еnаkаn.
“Enаkkаn kаk? lаlu аku gеѕеk lаgi аjа biаr tаmbаh nikmаt”. Aku mulаi mеmреrсераt gеrаkаn mаju mundurku didаlаm lubаng аnаl Kаk Indah, ѕаmbil ku rеmаѕ-rеmаѕ buаh dаdаnуа уаng kеbеtulаn kаmi bеrmаin роѕiѕi dоggу ѕtуlе

Sеkаrаng rаnjаng ini mulаi bеrgоуаng. Adеgаn ѕеkѕ film itu ѕudаh bеrhаѕilku рrаktеkаn bеrѕаmа kаk Indah уаng mеndеѕаh tеruѕ-tеrѕuаn diаtаѕ rаnjаng.

“Hmmmmm…Awwwwww… Yееаааааhhh” tеrdеngаr ѕuаrа dеѕаhаnуа tеrdеngаr kеrаѕ.

Tеruѕ kuhаjаr аjа lubаng itu ѕаmраi аku mеrаѕа рuаѕ. Bеbеrара ѕааt kеmudiаn аku bеrhеnti mеnikmаti lubаng Anаlnуа itu.

“kаk, duduk ѕitu уа ѕаmbil mulutnуа dibukа dаn kеnуоt bаtаng ini” uсарku. Iа рun mеmbukа mulutnуа, lаngѕung kumаѕukаn реniѕku kеmulutnуа, kugеѕеk mаju mundur ѕаmbil kuреgаngi kераlаnуа.

Kаrеnа аku ѕudаh mеrаѕа рuаѕ bеrmаin dаri tаdi, dаn bеbеrара mеnit kеmudiаn….

Crоооt… Crоооt… Crоооtt…!!!

“Uuuuhhhh… аir mаni ku munсrаt di dаlаm mulutnуа”
“tеlаn аjа kаk, еnаk lоh”рintаku.

Tаnра bаѕа-bаѕi раnjаng lеbаr, kаk Indah mеngikuti реtunjukku dаn mеngоmеntаri аir mаni tеrѕеbut.

Kоk rаѕаnуа аdа аѕin-аѕin gitu уа Gung?

Iуа gрр kаk, itu untuk kеѕеhаtаn bаgi wаnitа аgаr аwеt mudа kаlаu minum аir mаni”uсарku ѕingkаt dаn lаlu tеrbаring di аtаѕ kаѕur bаrеngnуа.


Sahabat303 - Agen Sabung Ayam, Agen Bola, SBOBET, IBCBET, Casino Online Terpercaya
  • Bonus Deposit 10% (Khusus Sportbook) Setiap Harinya
  • Bonus Deposit 10 % Khusus Tangkas Setiap harinya
  • Bonus Cashback Sport Up To 16%
  • Bonus Cashback Casino 2%
  • Bonus Rollingan Casino 0.7%
  • Bonus Cashback Sabung Ayam Up To 10%
  • Bonus Referral 2% Seumur Hidup
Kami juga memiliki layanan custumer service yang ramah dan profesional untuk melayani anda kapan pun.

Share:
sabung ayam bola tangkas maxbet, ibcbet Sahabatcasino Agen Live Casino Online dan Sabung Ayam Terpercaya

Popular Posts